Kamis, 30 September 2010

Pengaruh Animisme Terhadap Kebudayaan Melayu

PENGETAHUAN KEBUDAYAAN MELAYU

Pengaruh Animisme Terhadap Kebudayaan Melayu





Oleh:
Kelompok 2:
1.  Alan Krismo
NIM : 04022010
2. Ansar Salihin
NIM : 04122010
3. Destari
NIM : 04272010
4. Heru Ningrum
NIM : 04372010
5. Wia Rizki Fitri
NIM : 04262010


DOSEN :        1. Dra. Yuniarti Munaf, M.Pd
           2. Dini Yanuarmi, S.Sn



KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas perkenannya pula maka kami dapat menyelesaikan tugas Pengetahuan Kebudayaan Melayu ini dengan judul materi “ PENGARUH ANIMISME TERHADAP KEBUDAYAAN MELAYU.”
Makalah ini membahas mengenai tentang kepercayaan orang-orang Melayu secara sederhana terhadap jiwa dan roh yang dinyatakan sebagai kepercayaan animisme.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga pembahasan ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi para pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan.


Padangpanjang,     September 2010



  Penyusun 

















Pengaruh Animisme Terhadap Kebudayaan Melayu

A. Pengertian Animisme
            Animisme merupakan satu kepercayaan yang terdapat dikalangan masyarakat yang masih mengamalkan kehidupan yang sederhana. Menurut E.B Taylor animisme berasal dari bahasa Latin yaitu, anima yang berarti kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus atau roh yang mula-mula tumbuh dalam alam pikiran manusia primitive. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa setiap benda dibumi ini mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.

B. Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
   Keberadaan paham atau aliran animisme ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah hadir lebih awal dalam peradaban nusantara. Pada saat itu, masyarakat sekitar hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi.
   Di zaman itulah, masyarakat belum mengenal agama. Mereka belum mengerti tentang baik dan buruk. Mereka juga belum mengerti tentang aturan hidup karena tidak ada kitab suci atau undang-undang yang menuntun kehidupan mereka. Tidak ada yang istimewa pada zaman ini kecuali kepercayaan primitif mereka tentang animisme dan dinamisme.

C. Pemikiran Animisme
            Sigmund Freud, psikolog sekuler, mengatakan bahwa Animisme menjelaskan konsep-konsep psikis teori tentang keberadaan spiritual secara umum. Animisme sebenarnya berasal dari wawasan bangsa-bangsa primitif yang luar biasa tentang alam semesta dan dunia.
Menurutfilosof lain seperti Tylor dan Comte, mereka menyebutkan bahwa animisme adalahtahap pertama pembentukan agama. Dalam istilah mereka, peradaban itu dimulaidengan adanya pemikiran animisme, kemudian berkembang menjadi agama.

D. Kesenian Melayu Sumatera Timur yang dipengaruhi Animisme
Di bumi nusantara ini, masih terdapat beberapa macam kesenian yang jelas berasal dari budaya animisme dan dinamisme.

a. Lagu Memuja Kayu ( oleh pawang Pak Saleh dari Pantai Gemi Langkat)
Salah satu kepercayaan budaya melayu  zaman dahulu, yang dipengaruhi paham animisme, mereka menganggap kayu  itu sebagai tuhan mereka, dan sampai sekarang paham  yang demikian masih ada tapi sudah mulai punah sejak datangnya islamisme. Beberapa contoh pengaruh Islam dalam kebudayaan Melayu:
1. Assalamu’alaikum
2. Wa”alaikum salam al (a) Habib Gulkarim
3. Akulah tahu (ai) asal mulamu jadi
4. Tatkala lohpin benlum kalampum belum
5. Kala laut pupak-pupakan
6. Gunung lumpat kijangan
7. Tatkala rumput nyarum-nyarum
8. Hunjan merenyai-renyaian
9. Tunggulah kunun (ahai) si buah telor
10. Kulit bernama (alah intan ohoi) kayu selas-selas
11. Putih menama (alah intan ohoi) kayu selemak
12. Kuning menama kayu sialang
13. (alah ohoi) Akar menama kancing bumi
14. (ahai) Banir menama gajah berjuang
15. Kulit menama (alah intan ohoi) si Mali Nidai
16. Jalan menama ampailah tuan
17. (ai) Pulur menama dian sebatang
18. Cabang meneama (alah payong) ular belerang
19.Buah menama (alah intan ohoi) si layang-layang
20. (ahai) Ranting menama (alah intan ohoi) payung Patimah

b. Senandung Nelayan Memanggil Angin (oleh Pak Adham di Selai Langkat)
    Biasa digunakan untuk mendatangkan hujan atau menghalau hujan.

1. Angin barat (ei ei) gelombang barang (eei)
    Angin memecah (hitam manis hei woho) di pintu karang
    Sedayangku tinggal dendam melarat (tuan ahai)
    Kekasihlahku pergi (o kurung) dendam berkurung (aai)
           
2. Habis tunam (ai wo ei) tujuh pengikat (ai bujang sialang ai)
    Putus disambar (hitam manis ai hei ai) seraja wali
    Maksud sedangku sudahlah dapat (intan ahai)
    Rayalahkan musi (lagi) kembalilah lagi(ai)

3. Anak Cina (ei wo ei) menjual bawang (ai)
    Bawang dijual (hitam manis ai hoi wo) bawang halia
    Jangan sedayangku gagah melawang (intan ai)
    Takut marah (kunun en) pawang sedia(intan ai)

c. Lagu Mengirik Padi
Mengenai lagu “mengirik padi” , itu dilaksanakan ketika pada musim panen.Penari dan penyanyi semua laki – laki dan dipimpin oleh seorang Syekh. Mereka menari berkeliling sambil menginjak batang padi agar padinya terpisah. Sehabis Syekh menyanyikan lagu satu kuplet pantun secara solo, lalu didalam refrei diikuti bersama oleh semua penari dengan kata-kata “Ahoi, ahoi,ahoi…!”. Adapula pendapat yang mengatakan bahwa lagu mengirik padi ini adalah juga peninggalan dari jaman animisme yang gunanya untuk memanggil kembali “semangat padi”.


d. Lagu Mengambil Madu Lebah (oleh Pawang Saleh dah Mohaman Samin)
Mantra di bawah ini dilagukan oleh pawang pengambil madu lebah. Diyakini lebah tidak akan menyerang walau tanpa menggunakan asap ataupun penutup kepala.

            1. Anyut buluh dari hulu
    Anyutlah dengan (alah intan) urat-uratnya
    Anak diayun indung di buru
    Menunggu tunam jadi obatnya.

2. Lama sudah tidak ke ladang
    Habislah padi (alah intan ohoi) di lilit kangkung
    Lama sudah (hitam manis) pawang tidak di pandang
    Hatiku beramuk sedih yang jantung

3. Rancunglah rancung (ohoi) kaki cendawan
    Jangan teracung (sayang ahai) si buku buluh
    Kalau ada kasih di awan (sayang)
    Bintanglah jangan (tumbuh) diberi tumbuh

4. Kalu gugur gugurpun nangka
    Jangan ditimpa (alah intan ohoi) si cabang pauh
    Jikalu tidur (hitam manis) tidurkan mata
    Jangan bercintalah (jauh oi ahai) pawang yang jauh.

5. Baik-baik (alah intan ahai) memegang kemudi
    Supaya jangan (alah payung) terlanggar karang
    Baik-baik (hitam manis) memegang budi
    Supaya jangan (orang) didengar orang

e. Mantra
Mantra adalah hasil sastra lama yang digubah dalam bentuk bahasa berirama dan menggunakan kata-kata pilihan yang dianggap sakti dan bertuah yang mengandung tenaga gaib. Yang mengucapkan mantra ini bukanlah orang-orang biasa melainkan orang-orang tertentu yang disebut dan dipanggilkan pawing atau dukun. Gunanya ialah :


a. mendapatkan tenaga gaib
b. mengusir atau membujujuk atau memindahkan roh jahat
c. mendapatkan kekuatan gaib dari kekuatan-kekuatan diluar dirinya.

Macam-macam mantra :
a. Mantra Pengasihan Bulu Perindu
b. Mantra Siindung Embun
c. Mantra Pelet



E. Bentuk-bentuk Upacara Melayu yang Dipengaruhi  Oleh  Animisme

1.      Manumbai

Ini merupakan upacara budaya mengumpulkan madu dari pohon. Bagi masyarakat Petalangan, upacara Manumbai adalah suatu upacara sakral yang dipimpin oleh Juragan Muo dan tukang sambut. Upacara ini berlangsung semalam suntuk hingga matahari terbit di timur.

2.      Musik dari Hutan : Riau dan Mentawai

Menyajikan musik dari dua wilayah komunitas hutan di belahan barat Indonesia, yaitu Petalangan dan Anak Suku Dalam di Propinsi Riau bagian darat, dan kelompok masyarakat dari wilayah selatan Siberut di kepulauan Mentawai. Dalam sistem kehidupan mereka, alam menjadi sekutu utama untuk bertahan hidup. Musik di sana jelas merupakan perwujudan nilai-nilai kehidupan, komunal maupun individual, dan lingkungan alamnya. Pemeliharaan serta pewarisan keahlian dan pengetahuan, yang diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman berabad-abad, merupakan hal utama. Kesenian, pun, bukan hanya sebagai bagian dari nilai budaya ini, tapi juga menjadi salah satu pengemban nilai budaya. Di situ, para musisi dihargai secara khusus karena peran mereka sebagai pendidik, yang akhli dalam pengetahuan upacara dan norma hidup: mulai dari etika sosial, pengaturan tanah dan hutan, hukum, kesehatan, sampai dengan penggolongan tingkat dunia nyata dan dunia gaib. Dua kategori musik yang ada dalam album ini: musik untuk upacara penyembuhan, dan musik pribadi (hiburan atau pelepasan emosi dari satu atau dua orang).

F. Bentuk-bentuk upacara Melayu Petalangan Riau dalam menjaga keseimbangan alam dan manusia.
a.      Belian Gawe
b.      Menetau Tanah
Menetau tanah adalah upacara yntuk mematikan tanah. Mematikan tanah adalah upacara untuk membuka lahan pertanian atau menddirikan bangunan, baik milik pribadi maupun umum.
Upacara ini dikenal juga dengan menetau yang bertujuan untuk :
1.      Sebagai penghormatan dan bujukan terhadap segala makhluk halus yang disebut puake atau penunggu yang ada dilahan itu supaya pergi dan tidak mengganggu pemilik lahan atau penghuni bangunan.
2.      Sebagai permintaan maaf kepada segala sesuatu yang telah dipercayai atau diyakini yakni sesuatu yang telah menjadi tradisi.
c.       Membuang Ancak
d.      Semah Laut atau Semah Hutan







Jumat, 24 September 2010

seni

Seni

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

[sunting] Lihat pula