Selasa, 06 Maret 2012

Kretivitas Komunitas Seni Kuflet Sebuah Kegiatan Besar


Oleh Ansar Salihin

Komunitas Seni Kuflet merupakan sebuah organisasi Nirlaba yang bergerak dibidang kesenian. Didirikan pada tanggal 12 Mei 1997 di Kota Padangpanjang, Sumatera Barat.  Para pendirinya adalah sastrawan, teaterawan, pemikir seni dan pemerhati seni , serta pelaku seni, diantaranya Prof. Dr. Mursal Esten, Sulaiman Juned S.Sn.,M.Sn, Drs. Jufri, M.Sn, Wiko Antoni, S.Sn, Maizul, dan Netti Herawati S.S. Kegiatan Komunitas Seni Kuflet awalnya hanya dibidang Teater saja, tapi  perkembangan selanjutnya Kuflet membuka bidang yang lain seperti Sastra, Jurnalistik, Pelatihan Musik, dan Tari. Kemudian Kuflet membuka bidang Penerbitan Buku baik Novel, Antologi Cerpen, Antologi Puisi, dan sebagainya. Kuflet juga mempunyai ruang untuk pengabdian kepada masyarakat, melalui Event Organizer yang membuat bermacam kegiatan bermanfaat bagi masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, Kuflet juga membicarakan dan mendiskusikan tentang Seni Rupa dan Desain, narasumbernya berasal dari akademisi. Bidang-bidang ini, ternyata mampu menjadikan Komunitas Seni Kuflet sebagai sebuah organisasi yang memberikan sumbangsih dan pengabdian kepada bangsa serta negara melalui bidang seni, di Padangpanjang dan di Sumatera Barat Pada umumnya.
Tahun 2011 Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang melaksanakan enam kegiatan besar. Baik kegiatan untuk anggota maupun kegiatan pengabdian kepada masyarakat.  Dua kegiatan untuk pembekalan anggota Latihan kepemimpinan dan latihan alam. Sedangkan pengabdian kepada masyarakat pertama Seminar Nasional, Lomba Baca Pusi serta Festival Lagu Minang. Launching Antologi Puisi Negeri di atas Langit, Launching Jurnal Seni Online dan Seminar Nasional.  Pementasan teater Kemerdekaan karya Wisran Hadi yang disutradarai Sulaiman Juned di Taman Budaya baru-baru ini.  Kuflet juga pentaskan  kaloborasi Didong dengan Rafly lam tajuk Ladang Batu Karya Sulaiman Juned .







Latihan Kempemimpian Komunitas

Setiap manusia adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinan dan  yang dipimpinnya. Suatu organisasi juga memerlukan pemimpin untuk memimpin organisasinya. Begitu juga dengan Komunitas Seni Kuflet melalui pengkaderan selalu diajarkan sistem manajemen kepemimpinan yang baik. Awal tahun 2011 kegiatan pertama Kuflet adalah Latihan Kepemimpinan Komunitas (LKK). Gunanya sebagai bekal awal mengelola komunitas dan kegiatan  karena bagi anggota baru belum mempunyai bekal untuk mengelola suatu kegiatan atau komunitas.

Narasumber LKK diantaranya I Dewa Nyoman Supenida,S.SKar., M.Sn. (Dosen Karawitan ISI Padangpanjang) judul materi Keorganisasian, Sulaiman Juned,S.Sn.,M.Sn (penyair, Dosen jurusan Teater ISI Padangpanjang) judul materi Manajemen Diri, Wiko Antoni, S.Sn (Dosen STKIP Bangko) judul materi Pengambilan keputusan dan Muhammad Subhan (Penulis Prosa, Pimred Korandigital.com) judul materi Kepemimpinan. Semua materi tersebut disampaikan secara diskusi dan praktek.


Latihan Alam

Kegiatan latihan alam di Komunitas Seni Kuflet merupakan kegiatan rutin setiap setahun sekali. Tujuannya agar anggota Kuflet peka terhadap alam dalam proses kreatif berkarya seni, baik itu dalam proses berteater maupun bersastra.  Latihan alam dilaksanakan di alam terbuka selama satu hari satu malam. Pagi hari diawali dengan materi olah tubuh, Gerakan dimulai dari kepala, leher, bahu, lengan, tangan, jari-jari tangan, dada, perut, pinggang, paha, lutut, betis, pergelangan kaki, telapak kaki samapai kepada ujung kaki. Melatih peregangan, kelenturan, kekuatan otot, konsentrasi padangan, keseimbangan tubuh, dan menggerakan semua sendi-sendi. Materi kedua adalah oleh vokal selama dua jam yang diawali dengan latihan pernapasan. Latihan pernapasan dalam latihan alam terdiri dari pernapasan perut, pernapasan, dada, pernapasan diafragma, dan pernapasan pinggang. Dilanjutkan dengan latihan vokal dan artikulasi yang jelas mengucapkan huruf abjad A I U E O. latihan vokal menggunakan pernapasan perut agar suara dan tenaga tidak hilang. Sambil mengucapkan AIUEO tubuh juga ikut bergerak agar terbiasa sambil berbicara dapat bergerak. Kegiatan terakhir dalam oleh vokal adalah berdialog dengan posisi yang jauh. Jadi suara harus keras dalam berdialog agar didengar oleh lawan bicara. Dialog yang diucapkan sesuai dengan objek yang ada didekat peserta.

Materi ketiga olah Rasa, setiap orang pasti mempunyai perasaan yang berbeda. Ketika hatinya berkata sering kali betentangan dengan pikirannya, sehingga terjadi pro dan kontra antara perasaan dengan pikiran. Latihan ini semua pikirin harus dikosentrasikan dan mengikuti kata hati. Apabila hati menyuruh pergi maka pergilah, apabila hati menyuruh ketawa maka ketawalah. Kedaan seperti ini sama dengan dalam alam bawah sadar antara sadar dan tidak. Emosi masih dapat diatur  walaupun  mengikuti perkaan hati. Sehingga dapat membedakan mana yang boleh diikuti dan mana yang tidak boleh diikuti. Tujuannya agar sifat terbuka dan jujur terhadap keadaan, jadi dalam latihan ini tidak  dapat berbohong.

Materi ke empat olah Sukma, manusia pasti mempunyai kepekaan terhadap alam. Kalau matahari terik pasti kepanasan, kalau hujan pasti kedinginan. Kepekaan itu dapat diolah dalam keadaan di alam bawah sadar, walaupun hari hujan tapi dapat merasakan panas. Inilah yang dilakukan dalam olah sukma dilaksanakan pada malam hari di alam terbuka. Konsentrasi fokus kepada satu titik pandang dan fokus ke satu titik pikiran. Tidak mendengarkan suara apapun selain  intruksi instruktur, Sehingga peserta seperti dihipnotis. Olah rasa diawali dari konsentrasi, kemudian merasakan panas di malam hari seolah-oleh matahri 10 inci dari kepala. Lalu merasakan dingin seperti ditengah padang pasir dan datang hujan lebat. Terus merasakan tusukan jarum dari kaki yang terus menusuk-nusuk. Lanjutkan dengan merasakan mau dipatok ular, lalu berubah lagi menjadi kapas yang masuk ke dalam hidung. Kapas tersebut berkumpul dan menjadi batu yang jatuh di kepala kemudian beratnya batu di tahan sampai peserta berjatuhan beguling-guling di tanah yang lembab. Dilanjutkan lagi bertemu dengan orang tua, tapi dia terbaring sehingga menangislah tersedu-sedu peserta. Dan terakhir datang seokor harimau yang mau menerkam berlarian peserta. Setiap orang dapat membawa dirinya ke alam  bawa sadar dengan kunci konsentrasi. Konsentrasi merupakan dasar untuk bermain teater.

Latihan Alam diakhir dengan materi meditasi atau olah pikiran, meditasi merupakan puncak dari latihan alam, dilaksanakan ditengah malam dalam keadaan sepi. Meditasi mengolah pikiran tanpa mengikuti perkataan hati. Diawali dengan konsentrasi, memandang satu titik pandang, dan fokus ke satu titik pikiran. Tanpa bergerak dan tidak bersuara, biarkan air mata mengalir menahan perih, keadaan dalam sadar. pikiran tidak boleh kosong dalam meditasi karena dapat menyebabkan hilang kesadaran. Tujuannya untuk melatih konsentrasi dengan mengembalikan ingatan. Seorang aktor dalam teater harus mampu mengingat dan menghafal naskas, melalui meditasi adalah salah satu latihannya.


Seminar Nasional, Lomba Baca Puisi dan Festival Lagu Minang

Memperingati hari ulang tahun kuflet yang ke 14 tahun 12 Mei 2012, kuflet melasakan empat kegiatan selama 3 hari. Kegiatan tersebut diantaranya Seminar Nasional “Menulis dan Membaca Mencerdaskan Bangsa”. Lomba Baca Puisi tingkat SD, SMP, SMA, perguruan tinggi dan umum. Festival Lagu Minang tingkat SMP, SMA, perguruan tinggi. Pementasan seni tiga komunitas yaitu komunitas hijau Jambi, Diksi Art Bangko Jambi, dan komunitas seni kuflet.

Kegiatan ini merupakan sebagai pengabdian kuflet kepada masyarakat umum baik di Sumatera Barat maupun masyarakat  Indonesia. Tujuannya adalah menumbuhkan dalam diri generasi muda nilai seni dan budaya tulis baca untuk mencerdaskan bangsa. Melalui nilai-nilai tersebut generasi bangsa dapat membangun bangsa ini menuju yang lebih baik. Meskipun kegiatan tersebut tanpa dukungan dari pemerintah, kegiatan tetap berjalan dengan lancar.

Pentas Teater Kemerdekaan

Pentas teater kemerdekaan karya Wisran Hadi, disutradarai Sulaiman Juned selasa 15 Nopember 2011 di Taman Budaya Sumatera Barat, Dalam acara Parade Teater Karya Wisran Hadi. Pementasan ini mendapat pro dan kontra dari berbagai kalangan dan media. Karena sutradara Sulaiman Juned mengangkat karya Wisran Hadi dalam konsep lokalitas keacehan. sedangkan Wisran Hadi sendiri adalah orang minangkabau. Unsur keacehan dalam teater kemerdekaan sangat terlihat, di dalamnya ada Didong, Tari Guel, Pluet Manok, dan Seudati. Propertinya juga i khas aceh seperti rencong, dan topi.

Pro dan kontrapun berlangsung selama beberapa minggu di media massa. Seperti tulisan Afrizal Harun Dosen Jurusan teater ISI Padangpanjang dimuat dalam Koran Padang Ekpres mengatakan Sulaiman Juned tidak memahami karya Wisran Hadi. Kumudian dibalas oleh Wiko Antoni mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Ilmu Budaya UNP. Karya Wisran Hadi bukanlah Al Quran yang kata-katanya tidak dapat dirubah. Wisran Hadi adalah sastrawan nasional jadi naskahnya juga bersifat nasional bukan karya bersifat lokal. Jadi terserah kepada proses kreatif sutrada untuk memahinya dan mengangkatnya menjadi pertujukan.

Aktor utama dalam pertujukan Teater Kemerdekaan adalah Melfin Harahab (mahasiswa jurusan Teater) dan Erma Erviana (mahasiswa jurusan Teater yang anggota Kuflet). Kemudian aktor pendukung sebagai pemain didong Iwan Rahmat sebagai ceh, Awaludin Ishak dan Sabda tingkat tangan, Sahrian tingkah bantal, Ansar Salihin, Alamsyah Putra, Rahmat, Samiman Andikafri dan Musmuliadi sebagai tepuk bantal. 


Pentas Didong Kaloborasi Dengan Rafli
Dies Natalis ISI Padangpanjang yang ke 45 tahun, Komunitas Seni Kuflet menyumbangkan kesenian Aceh yang berasal dari daerah Gayo, Pertunjukan Didong Modern kaloborasi dengan Rafli penyanyi asal Aceh terkenal dengan tradisi ke-Acehannya, jug abaca puisi penyair Sulaiman Juned. 22 Desember 2011 di Gedung Hoeridjah Adam Institut Seni Indonesia(ISI) Padangpanjang.
Didong Modern Kuflet merupakan salah satu Seni Pertunjukan Tradisi bergaya modern  dilakukan oleh Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang. Meski kesenian ini berasal dari daerah Gayo tapi pemain dalam  pertunjukan ini bukan hanya dari daerah Gayo saja akan tatapi ada dari Alas dan Aceh Pesisir. Begitu juga dangan syair yang dinyanyikan bukan hanya dengan bahasa Gayo. Akan tetapi ada bahasa Indonesia, bahasa Aceh, dan bahasa Minang. Semua ini dapat tercapai dengan latihan dan ketekunan memahami suatu kesenian. Semua orang dapat berkesenian walaupun bukan keseniannya sendiri.  Kesenian bukanlah milik pribadi, tetapi kesenian merupakan produk manusia milik bersama.
Kaloborasi Didong dengan Rafly juga dengan pembacaan puisi Sulaiaman Juned merupakan suatu kesenian tradisi yang mengarah kepada globalisasi. Bukan mudah menyatukan musik Rafli dangan ketukan Didong. Semua dapat tercapai dengan ketekunan dalam proses latihan. Memodifikasi suatu kesenian ada tiga hal yang harus diperhatiakan yaitu meniru kesenian asli, memahami dan menbuat pembaharuan (Inovasi). Dari tiga hal tersebut jangan hilangkan kesenian dasarnya agar tidak hilang nilai budaya tradisinya.
Launching Antologi Pusi, Jurnal Seni Online dan Seminar Nasional
Akhir tahun 2011 Komunitas Seni kuflet Padangpanjang meluncurkan Buku Antologi Puisi tiga penyair cilik “Negeri di Atas Langit” dan Launching Jurnal Seni Online Kuflet.com serta Seminar Nasional “Cara Dahsyat Menembus Media Massa dan Menerbitkan Buku”. Acara itu digelar Sabtu, 31 Desember 2011 di Studio Teater Mursal Esten Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.
Negeri di atas langit sebuah kumpulan puisi yang ditulis oleh tiga penyair cilik yang berada dikota kecil berteman rinai berselimut kabut ini adalah Soeryadarma Isman, Shania azzira, Shalsabilla Oneal Dhiya Ulhaq, menetap di Padangpanjang, dan masih duduk dibangku Sekolah  Dasar. Walau masih SD, namun telah mampu menulis puisi dan menerbitkan sebuah buku. Negeri di atas Langit adalah antologi pertama dari  tiga penyair cilik ini. Sangat menakjubkan seorang anak yang masih duduk di Sekolah Dasar telah mampu menyampaikan perasaan dan memikirkan apa yang terjadi didunia melalui bait – bait yang indah dan bermakna.
Entah ini hobi atau sebuah kebiasaan menulis, dan bermain dengan kata. Namun mereka mampu mengatakan pada dunia bahwa mereka mampu menjadi seorang penyair di usia yang sangat muda. Tiga penyair cilik ini mengembangkan bakatnya hingga terwujud impian  menerbitkan buku berkat bimbingan Komunitas Sni Kuflet. Disanalah mereka bermain dan belajar hingga sampai menjadi seorang penyair cilik. Negeri di Atas Langit, kumpulan  puisi yang  mengambarkan isi hati penulis, dan kejadian yang dialami penulis. Puisi yang sangat menarik dengan gaya  bercerita, juga memiliki nilai yang tinggi serta bermakna jika dihayati kala membacanya. Sebut saja puisi Soeryadarma Isman yang berjudul “Langit” berada di cover belakang buku adalah puisi yang menarik, bermakna dan tidak diduga seorang anak kecil mampu bertanya pada alam dan keadaan tentang hidup ini lewat rangakaian katanya yang belum tentu dipikirkan oleh orang dewasa. Begitu juga dengan Shania Azzira dan Shalsabilla Oneal Dhiya Ulhaq sungguh luar biasa. ( oleh Tiara Mairani)

*) Penulis adalah pekerja seni, dan mahasiswa jurusan Kriya ISI Padangpanjang.

 
Biodata Penulis
Nama                    : Ansar Salihin
TTl                          : Buntul Kepies, 11 Januari 1991
Asal                        : Desa Kepies, Kec Permata, Bener Meriah-Aceh
Alamat                  : Jl A dr Rivai No 146 Kampung Jambak Padangpanjang-Sumatera Barat
Pendidikan         : SD 1 Buntuk Kemumu Bener Meriah-Aceh
SMP 3 Bandar Bener Meriah-Aceh
SMK 1 Mesjid Raya, Aceh Besar. Bidang keahlian Seni dan Kerajinan
Pergururuan Tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Jurusan Seni Kriya Semester 3

 



























Seni Kriya: Proses Kreatif dari Nilai Budaya Menuju Pasar Glob


Oleh Ansar Salihin*)
Pameran akhir semester mahasiswa Jurusan Kriya ISI Padangpanjang, minat dua, empat dan enam berlangsung selam empat hari di Lobi Jurusan Kriya. Tiga puluh tujuh karya dipamerkan. Pameran ini menjadi dua kategori, yaitu karya dua dimensi dan karya tiga dimensi. Karya-tersebut berasal dari 5 minat utama terdiri 14 karya  kriya kayu, 6 kriya keramik, 4 kriya  kulit, 12 kriya tekstil dan 1 kriya logam.

Seni Kriya merupakan cabang seni rupa, penerapannya lebih kepada terapan. Karya seni Kriya selain memiliki nilai fungsional juga memiliki fungsi estetis, tidak kalah dengan seni rupa murni. Awalnya kriya sebatas karya kerajinan tangan saja yang dapat dimanpaatkan nilai gunanya. Seperti peratan rumah tangga, peratan perkebunan, pembangunan dan sebagainya. Namun perkembangannya pemahaman kriya bukan hanya sebatas nilai gunanya saja, akan tetapi sudah menuju kepada nilai-nilai keindahan.

Nilai estetis dalam seni kriya memang susah dibedakan dengan Seni Rupa Murni. Karya penerapannya hampir sama dengan kedua karya tersebut. Membedakan karya seni kriya dengaan seni rupa murni adalah penerapan dan nilai fungsinya. Karya seni Rupa murni pada umumnya memiliki nilai fungsi keindahannya saja yang dapat dinikmati. Sedangkan Karya Seni Kriya memiliki fungsi estetis, dan penerapannya lebih kepada nilai fungsional, meskipun fungsinya tidak dapat dinikmati secara langsung.

Seni kriya pada zaman modern menuju karya seni yang memiliki nilai estetis yang dapat dipergunakan, sehingga dapat dinikmati nilai keindahannya. Karya seni tersebut dapat dinikmati nilai gunanya. Karya-karya yang demikian dapat menembus pasar  dan mampu bersaing di dunia industri. Selain itu, karya seni kriya dapat menentukan kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Semakin tinggi nilai estetis sebuah karya semakin tinggi pula harganya dan penikmatnya pun orang-orang kelas menengah ke atas. Sedangkan karya yang rendah nilai estetisnya, sering disebut karya massal atau karya kerajinan rakyat, harganya akan lebih murah dan semua golongan dapat menikmati karya tersebut.

Melihat karya mahasiswa yang dipamerkan sudah memenuhi kebutuhan publik. Tinggal bagaimana mempromosikan karya tersebut kepada masyarakat. Sehingga  karya-karya tersebut dapat dijadikan sebagai lahan industri. Sebagaiman disampaikan oleh Prof. Dr. Mahdi Bahar Rektor ISI Padangpanjang dalam sambutan pembukaan acara pameran. “Karya seni yang diciptakan dan kegiatan pameran bukan sebatas pembelajaran saja. Akan tetapi harus mampu menembus pasar dan mampu bersaing di zaman globalisasi. Selain mahaiswa berkarya memenuhi mata kuliah, mahasiswa juga melakukan praktik kewirausahaan melalui karyanya senidiri”.

Seniman akademis menciptakan sebuah karya tentu berbeda dengan seniman otodidak.  Apalagi seniman di dunia kriya sangat jauh bedanya dengan seorang pengrajin dalam menciptakan sebuah karya. Seniman akademis menciptakan sebuah karya harus berangkat dari konsep tertentu. Konsep itu boleh jadi  dari realitas sosial yang diwujudkan dalam sebuah benda. Karya yang ciptakan selalu berubah mengikuti keadaan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan pengrajin atau seniman otodidak menciptakan karya berdasarkan keahlian secara turun temurun. Ilmu dan keahlian yang di miliki tidak ada perubahan dari masa ke masa. Karya-karya yang diciptakan bersifat karya massal yang memilki bentuk dan model yang sama.

Karya mahasiswa pada pameran akhir semester ganjil tahun 2012,  umumnya karya yang berangkat dari kehidupan masyarakat dan karya yang berangkat dari tradisi budayan manusia dalam berkehidupan. Hal ini terl;ihat pada karya Joko Mahasiswa semester VIII yang berjudul Roda kehidupan. Karya yang berbentuk roda sepeda motor yang selalu berputar, ditengah-tengah putaran ada manusia, samping kiri dan kanan memiliki sayap berfungsi sebagai penahan roda agar selalu berputar di tempat. Kedua sayap tersebut memili landasan yang kuat agar sayap dan roda tidak jatuh. Karya ini menggambarkan sebuah kehidupan amsalnyai roda berputar, terkadang hidup susah, senang, sedih, gembira, sakit, sehat dan sebagainya selalu dirasakan manusia. Perjalanan hidup  selalu membutuhkan orang lain untuk tempat kita bersandar, meminta tolong, dan memberikan pertolongan. Kehidupan ini sakit senang harus  dilalui, manusia  memiliki pandangan hidup atau idiologi. Baik itu ideologi  kenegaraan, sosial, maupun ideologi kebudayaan atau adat yang berlaku di suatu tempat. Seni kriya memang mampu menggambarkan kehidupan sosial melallui karyanya.

Begitu juga halnya dengan karya Heru Ningrum, karya seni Kriya Keramik yang bertema Pucuk Rebung. Filosifi Pucuk Rebung di daerah melayu merupakan filosofi Tradisi kebudayaan melayu yang menggambarkan kehidupan Masyrakat. Maknanya adalah, sewaktu kecil berguna dan setelah besar dipergunakan. Maksudnya  Pucuk Rebung ketika kecil dijadikan sebagai makanan. Setelah besar menjadi bambu dipergunakan untuk pagar, dinding rumah, dan sebagainya. Melalui filosofi tradisi inilah  timbul ide yang kreatif dalam menciptakan sebuah karya seni.

Dua contoh di atas menerangkan seorang seniman akademis menciptakan  karya berangkat dari konsep realitas sosial dan tradisi kebudayaan. Melalai ide-ide tersebut tanpa disadari seorang seniman telah mengabdi kepada masyarakat. Hal ini tentu melalui karya-karya kriya telah membangkitkan kembali nilai budaya tradisi yang sudah mulai punah. Aras dasar itulah, karya seni kriya memiliki fungsi majemuk, bukan  tunggal. Sehingga karya seni akan lebih tinggi nilainya dan memiliki  peminatnya untuk menuju persaingan dunia industri.

Karya seni berangkat dari nilai budaya tradisi dan nilai realitas sosial yang diterapkan dalam  karya seni tersebut menjadi lebih tinggi nilainya daripada karya biasa. Tingginya nilai budaya sebuah karya akan menggambarkan pengetahuan pengkaryanya. Maka pantaslah seniman akademis dikatankan sebagai seniman profesional. Semoga karya-karya seni kriya mampu menembus pasar global dan dunia industri kreatif.

Penulis adalah Mahasiswa jurusan Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, dan Bergiat di Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang.
 






Karya Joko: Roda Kehidupan