Rabu, 15 Desember 2010

INTEGRASI KEBUDAYAAN

BAB I
PEMBAHASAN
A.   INTEGRASI KEBUDAYAAN
1.      Integrasi sosial
        Integrasi bersal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi bias diartikan juga sebagai suatu keadaandimana suatu kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersifat konformitas trehadap kebudayaan mayoritas masyarakat dan masih mempertahankan kebudayaan masing- masing . integrasi mempunyai 2 pengertian, yaitu:
*      Pengendalian terhadap konflik dan pinyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
*      Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur- unsur tertentu.
            Sedangkan integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur- unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi social diperlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai macam tantangan. Baik berupa tantangan fisik dan konflik yang trjadi secara sosial budaya. Menurut para penganut funsionalisme stuktur sistem social senantiasa terintegrasi diatas 2 landasan berikkut :
*      Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi diatas tumbuhnya konsesnus (kesepakatan) diantara  bagian sebagianberanggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat pundamental (mendasar).
                                                                                                                                                                                                          
*      Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus manjadi anggota dalam berbagai satu kesatuan sosial (cross-cutting affilinantion).setiap konflik yang terjadi diantara kesatuan social dengan kesatuan social lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitasganda dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan social .
        Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan diantara berbagai kelompok. Integrasi akan terbentuk apabila sebagian masyarakat memiliki kesepakatan batas-batas tretorial, nilai-nilai, norma-norma dan peranata- peranata sosial.  


2.      Integrasi kebudayaan luar untuk meningkatkan budaya sendiri melalui komunitas global

        Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yng abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan jaman. Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Kebudayaan sifatnya bermacam-macam :
*     Bersifat tertib
*     Bersifat indah berpaedah
*     Bersifat luhur
*     Bersfat memberi rasa damai
*     Bersifat senang
*     Bersifat bahagia; dll                                                                                                           
Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1.      Hidup kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya yang halus dan indah, tertib damainya pemerintahan negeri, tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
2.      Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusastraan dan kesusilaan.
3.      Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalulintas, kesenian yang berjenis- jenis, semuanya bersifat indah.
Kebudayaan adalah asfek yang sangat penting bagi suatu bangsa. Karena kebudayaan merupakan jati diri dari bangsa itu sendiri.
        Seorang pakar kebudayaan yang bernama Frans Magnis Susono dalam bukunya “Filsafat kebudayaan politik” membedakan tiga macam kebudayaan barat modern yaitu :
1.      Kebudayaan teknologi modern
        Kebudayaan teknologi modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral dan bebas dipakai atau tidak.
2.      Kebudayaan tiruan
        Kebudayaan modern tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan
 Kegerlapan tegnologi tinggi dan kemoderenan,tetapi hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, contohnya : lapangan terbang internasional, supermarket, mall dan Kentucky fried chicken (KFC).
3.      Kebudayaan-kebudayaan barata
        Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan kebudayaan barat modern, kebudayaan balstern itu memang produk kabudayaan barat,tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci pasilitasnya. Ia mengancam kebudayaan barat, seperti ia mengancam kebudayaan lain, akan tetappi ia belum mencaploknya.
        Mochtar lubis menyampaikan bahwa kondisi budaya kita saat ini ditandai secara dominan oleh cirri yaitu:
1.      Kontradiksi gawat antara asumsi dan pretense moral budaya pancasila dengan kenyataan
2.      Kemunafikan
3.      Lemahnya kereatifitas
4.      Etos kerja brengsek
5.      Neo-feodalisme
6.      Budaya melayu telah sirna
        Komunitas global sebagai sarana untuk integrasi budaya luar mempunyai peran yang sangat penting dalam proses memperkenalkan budaya asing kepada Negara lain.  Memberikan opini atau ide-ide untuk bertukar informasi mengenai budaya yang ber kembang dinegara masinag-masing.
B.   WUJUD DAN KOMPONEN
1.      Wujud
        Menurut j.j Hoenigman, wujud kebudayaan ini dibedakan menjadi tiga yaitu: gagasan, aktivitas dan artevak.
*     Gagasan (wujud ideal)
        Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang terbentuk dari kumpulan ida-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma peraturan dan sebagainya yang bersifat abstrak. Tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan itu terletak didalam kepala-kepala atau didalam p[emikiran warga masyarakat
*     Aktivitas (tindakan)
        Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering juga disebut sebagai sistem sosial. Sistem social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berintraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia liannya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan didokumentasikan.
*     Artevak (karya)
        Artevak adalah kebudayaan fisik yang berupa hasil aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret daripada ketiga wujud kebudayaan.
2.      Komponen
        Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua komponen utama yaitu :

*     Kebudayaan material
        Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyatadan konkret. Yang termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari siatu penggalian arkeologi. Contohnya : mankok tanah liat, perhiasan, senjata dan barang-barang sejarah lainnya.
*     Kebudayaan nonmaterial
        Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari genersi kegenerasi, contohnya berupa dongeng,cerita rakyat dan lagu/tarian tradisional.

C.   SISTEM NILAI BUDAYA
      Koentadjaningrat menyatakan bahwa sistem nilai budaya terdiri dari konsep-konsep yang dalam pikiran sebagian besar masyarakat. Sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuasn manusia.
                Haryati Soebadio, seorang ahli kebudayaan, memberikan deskripsi kerja tentang sistem nilai budaya sebagai nilai gagasan utama. Lebih lanjut Haryati Soebadio mengatakan bahwa sistem nilai dan gagasan itu dihayati benar-benar oleh pendukukung budaya bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Akibatnya, sistem nilai dan gagasan itu dapat mendominasi keseluruhan kehidupan para pendukungnya, dalam arti mengarahkan tingkah laku mereka didalam masyarakat. Memang dapat dikatakan pula. bahwa sistem nilai dan gagasan utama itu memberi pola untuk bertingkah laku dalam masyarakatnya, atau dengan kata lain memberikan seperangkat model untuk bertingkah laku.
Hubungan Antara komponen-komponen Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
1.     Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Teknologi)
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
*       alat-alat produktif
*       senjata
*       wadah
*       alat-alat menyalakan api
*       makanan
*       pakaian
*       tempat berlindung dan perumahan
*       alat-alat transportasi
2.     Sistem Mata Pencaharian Hidup
: Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya
*       berburu dan meramu
*       beternak
*       bercocok tanam di ladang
*       menangkap ikan 
3.     Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
4.     Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.     Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
6.     Sistem Kepercayaan
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut: .. “…sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati”. Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi.

7.     Sistem pengetahuan
*     Terdiri dari : pengetahuan tentang alam sekitar;
*      Pengetahuan tentang alam flora;
*      Pengetahuan mengenai zat-zat dan bahan mentah;
*      Pengetahuan tentang tubuh manusia;
*      Pengetahuan mengenai kelakuan sesama manusia;
*      Pengetahuan tentang ruang;
*      Waktu, dan;
*      Bilangan
D.   ISI KEBUDAYAAN
Isi kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang member jiwa kipada masyarakat itu sendiri. Yaitu yang berupa :
1.      Sistem pengetahuan;
*     Terdiri dari : pengetahuan tentang alam sekitar;
*      Pengetahuan tentang alam flora;
*      Pengetahuan mengenai zat-zat dan bahan mentah;
*      Pengetahuan tentang tubuh manusia;
*      Pengetahuan mengenai kelakuan sesama manusia;
*      Pengetahuan tentang ruang, dan;
*      Waktu,
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut  ada tiga cara yang harus dilakukan manusia, yaitu :
*     Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial;
*     Melalui pendidikan formal/resmi disekolah
*     Melalui petunjuk-petunjuk simbolik.

2.      Nilai-nilai;
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan dan dianggap penting oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Didalam pengetahuan bahwa sesuatu yang dikatakan bernilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral/etis) dan religious (nilai agama).
3.      Pandangan hidup;
Pandangan hidup adalah pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat  dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Didalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicata-citakan oleh suatu masyarakat.
4.      Kepercayaan;
Manusia yang menghambakan diri kepada sang pencipta, yaitu dimensi lain yang diluar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu untuk mengendalikan hidup manusia. Hal ini mendoronga manusia agar meyakini bahwa hanya yang maha tinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan.
5.      Persepsi;
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi terdiri dari:
*     Persepsi sensorik (terjadi tanpa menggunakan panca indra)
*     Persepsi telepati (pengetahuan mental individu)
*     Persepsi clairvoyance (kemampuan melihat pristiwa yang jauh)

6.      Etos kerja.
Etos atau jiwa kebudayaan (antropologi) berasal dari bahasa inggris berarti watak khas. Yang sering tampak pada perilaku masyarakat, misalnya kegemaran masyarakat serta berbagai benda hasil karya mereka, dilihat oleh warga/orang asing. Contohnya, kebudayaan orang batak dilihat oleh orang jawa, sebagai orng yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen dan berbicara apa adanya, dan begitupula hal yang terjadi sebaliknya.



BAB II
KESIMPULAN
        manusia adalah individu yang terdiri dari jasad dan roh dan mahkluk yang paling sempurna paling tinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi. Manusia adalah satu-satunya makhlik yang berbudaya. Kebudayaan bisa didevinisikan sebagai sistem terintegrasi dimayarakat yang berkaitan dengan nilai, kepercayaan, prilaku dan artevak. Dalam sejarah kebudayaan inilah yang membedakan antara manusia dan komunitas yang satu dengan yang lainnya.
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
       







DAFTAR PUSTAKA
Barker,  jwm. 1999. “filsafat   kebudayaan,  sebuah  pengantar”; penerbit  kanisius; Yogyakarta\
Dewantara,   Ki  Hajar . 1994 . ”kebudayaan penerbit  majelis  luhur  persatuan  taman  siswa ; Yogyakarta.  
Sarjono.  Agus R (Editor). “ Pembebasan  Budaya  kita “. Penerbit   PT  Gramedia   pustaka  
Utama:  Jakarta .  suseno, Franz  Magnis . 1992. “Filsaffat   kebudayaan  politik “. Penerbit  Gramedia  pustaka  utama ;  Jakarta. 

                                                                                                          



3 komentar: