Kamis, 01 Desember 2011

Tiga Anak Sekolah Dasar Luncurkan Antologi Puisi



Berlebel “Negeri di Atas Langit”
Oleh Ansar Salihin

 Penerbit Kuflet Publishing Padangpanjang lagi-lagi menerbitkan antologi puisi yang sekaligus melaksanakan  Lauching Antologi Puisi Tiga Penyair Cilik “ Negeri di Atas Langit” di prakarsai Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang Sabtu, 31 Desember 2011 Pukul 08.00 WIB s.d 12.00 WIB di Studio Teater Mursal Esten Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Buku Antologi Puisi Akan Launching oleh Muhammad Subhan (Novelis Sumatera Barat) dan Sulamiana Juned S.Sn.,M.Sn (Penyair, Sutradara Teater dan Dosen Teater ISI Padangpanjang),. dan dibedah oleh Mustafa Islamail (Sastrawan Nasional) dan Wiko Antoni S.Sn (Dosen Bahasa dan Sastra STKIP Bangko Jambi). Peserta terbuka untuk Siswa, Mahasiswa, Guru, Dosen, dan Umum, dengan Kontribusi Rp. 50.000 per orang. Peserta mendapatkan Buku antologi Puisi Penyair Cilik, sertifikat, makalah dan snack.
Tiga penyair tersebut, pertama Soeryadarma Isman, putra pertama Penyair Sulaiman Juned dan Iswanti. Lahir di Beureunuen, Pidie, Aceh 17 Maret 2002. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Guguk Malintang, Padangpanjang Timur. Sering mengikuti lomba baca pusia dan mendapatkan juara baik di tingkat Kota, Provinsi maupun tingkat nasional, dari sejak TK sampai sekarang. Puisi-puisinya pernah dimuat di korandigital.com, Harian Pagi Posmetro Padang (Sumbar), Ruang Kita Kompas (Jakarta), Koran Media (Jakarta), Koran Harian Waspada (Medan) dan Jurnal Seni Online Kuflet.com. kedua, Shania Azzira, Anak pertama Beni Federico dan Ariftawinis. Lahir di Padangpanjang, 7 September 1999. Siswa SD 08 Ganting, Gunung Padangpanjang, sejak kecil sudah hobi menulis dan sering mengikuti lomba baca puisi dan menulis cerita anak-anak, sering mendapatkan juara ditingkat kota dan Provinsi. Puisi-puisinya pernah dimuat di korandigital.com, dan juga Postmetro Padang (Sumbar). Ketiga  Shalsabilla Oneal Dhiya Ulhaq, Lahir di Bogor 13 November 2000. Sekarang tinggal di Bukit Surungan, Padangpanjang-Sumatera Barat. Aktif menulis sejak bergabung di Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang. Puisi-puisinya pernah  dimuat di korandigital.com, dan juga Postmetro Padang (Sumbar).
Ketiga penyair cilik asal Padangpanjang tersebut merupakan penulis didikan dan bimbingan dari Komuntas Seni Kuflet Padangpanjang. Selama dua tahun, 2009 dan 2010 Kuflet membimbing ketiga anak tersebut sehingga menghasilkan Antologi Puisi Penyair Cilik berjudul “Negeri di Atas Langit” dengan jumlah puisi 50 Judul per orang, keseluruhannya berjumlah 150 Judul. Puisi-puisi tersebut merupakan puisi pilihan dari sejumlah puisi yang diciptakan selama dua tahun. Sedangkan yang menjadi Editor adalah Sulaman Juned dan Muhammad Subhan.
Sulaiman Juned menyatakan dalam catatan prolog Antologi Puisi itu. “Penyair cilik  benar benar memunculkan kemampuan kreatifnya menulis puisi dengan bahasa figuratif kekanak-kanakannya, tetapi terasa mengiris andai puisinya ditelaah lebih mendalam melalui diksi yang sederhana terkandung makna yang meluas. Terkadang mudah menangkap maknanya, di puisi lain syarat mempergunakan lambang sehingga puisi mereka memiliki nilai ambiguitas. Sesekali juga memakai bahasa-bahasa puitik yang bersifat emotif, kata yang kerap melahirkan tanggapan dan emosi yang berpungsi sebagai frase musikal dalam puisi”.
Sulaiman Juned menambahakan “Proses kreatif mereka di Komunitas Seni Kuflet memiliki metode bermain sambil menulis dan membaca. Gagasan itulah yang melahirkan talenta kepenyairan semakin tajam. Ya merebut ide/gagasan sambil bermain. Ini proses kreatif yang menyenangkan bagi tiga penyair cilik. Secara otomatis mereka telah terlatih menulis tampa keterpakasaan, bahkan menulis puisi merupakan pekerjaan paling menyenangkan. Proses menulis terjadi dalam beberapa tahapan; tahap mencari-cari, tahap merebut gagasan/ide, tahap menulis isi, tahap pengembangan, tahap penghakusan atau pemantapan, selanjutnya baru dilakukan tahapan paket pembacaan puisi sekaligus wajib melakukan kritik terhadap puisi temannya untuk dilakukan kontemplasi (Perenungan)”.
Terbitnya Antologi Puisi Penyair cilik ini semoga menambah semangat ketiga anak ini untuk menciptakan puisi dan selalu senang dalam dunia sastra. Kemudian menjadi cacatan penting bagi masyarakat Kota Padangpanajng kususnya dan Sumatera Barat pada umumnya. Seorang anak Sekolah Dasar saja mampu menciptakan sebuah karya dan menerbitkan sebuah buku. Bagaimana dengan masyarakat umum, seperti siswa SMP, SMA, bahkan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang belum mampu membuat karya seperti yang dicipatkan ketiga anak tersebut. Bukan hanya di kalangan mahasiswa, bahkan sampai kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu melahirkan karya sastra seperti puisi, cerpen, drama dan sebagainya. Kalau seorang guru belum mampu menciptakan karya sastra bagaimana ia dapat mengajarkan sastra kepada siswanya. Terbitnya buku ini semoga dapat memotivasi jiwa membaca lalu menulis di Kota Padangpanjang dan Sumatera Barat dekaligus dapat melahirkan penyair-penyair muda”
Sejak dulu, Padangpanjang dikenal dengan gudangnya penulis. Pujangga besar Indonesia sekaliber Buya Hamka besar di kota ini. Iyiek De-Er (ayah Buya Hamka), yang memusatkan kegiatan dakwahnya di Surau Jembatan Besi (Jembes) dan Perguruan Tawalib, juga seorang penulis. Demikian juga Zainuddin Labay, Rahmah El Yunusiyah dan AA Navis, semuanya berasal dari kota ini. namun, seiring pergantian masa dan pertukaran waktu, sepeninggalan penulis-penulis besar dan ternama itu, Padangpanjang kian “sepi” dari generasi penulis di era baru. Namun masih beruntung di Padangpanjang berdiri sebuah Komunitas Seni Kuflet yang peduli terhadap pencerdasan anak bangsa melalui menulis karya sastra. Memang, melahirkan penulis-penulis handal bukan seperti membalik telapak tangan. Membutuhkan proses panjang dan kaderisasi yang berkelanjutan. Bila tidak demikian, maka cita-cita mengembalikan Padangpanjang sebagai gudangnya penulis tak akan pernah terjadi, meski kota ini dijuluki Kota Pendidikan..
Komunitas Seni Kuflet bertanggung jawab melahirkan penulis-penulis muda. Atas dasar itulah Kuflet konsen terhadap pembinaan penulis pemula. Membangkitkan kembali semangat tulis menulis di kalangan generasi muda yang hari-hari mereka mulai tergerus oleh tayangan di televisi dan sajian internet yang serba instan. Salah satu cita-cita Kuflet adalah sebanyak mungkin menerbitkan karya tulis generasi muda Padangpanjang dalam bentuk buku, Menulis merupakan bagian dari proses pendidikan sekaligus transformasi moral bagi generasi muda.
Selain Launching Antologi Puisi Penyair Cilik, dalam waktu yang bersamaan akan di laksanakan launcing Jurnal Seni Oline Kuflet.com dan Novel 5 Bintang karya Maizul, S.E yang juga salah seorang pendiri Komunitas Senitas Seni Kuflet Padangpanjang, diterbitkan Salsabila Jakarta.  Sementara Jurnal Seni Online  salah satu webisite yang bergerak di bidang Seni, Sastra dan budaya. Berupa berita, Esai, Puisi, Cerpen, Sosok, Gambar dan Video. Dikelola oleh Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang yang turut di Launching.

Muhammad Subhan, Direktur penerbitan Kuflet Publishing mengatakan “kami akan terus berbuat sesuatu yang besar walau dari kota kecil ini. Kali ini karya sastra tiga penyair cilik ini kami terbitkan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Padangpanjang. Mei 2012 Kuflet Publishing menerbitkan antologi puisi  30 penyair muda Sumatera Barat berjudul “Embun”, dan Kumpulan Cerpen, 20 cerpenis Sumatera berjudul “Renyai” sedang dalam proses di meja editor” Tuturnya.
Penulis adalah Mahasiswa Intitut Seni Indonesia Padangpanjang, Jurusan Seni Kriya
Dan Aktif di Komunitas seni kuflet padangpanajang


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar